21 Desember 2009

Jukstaposisi: Novel Fantasi Tuhan Mimpi

Jukstaposisi Cerita Tuhan Mati merupakan novel yang menarik sekali. Novel terbitan GagasMedia ini menyandang gelar sebagai Juara 3 Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006, jadi tidak perlu diragukan lagi kenikmatan yang ditawarkan di dalamnya. Jangan pula khawatir kerumitannya, asyik dibaca, cuma perlu sedikit daya khahyal yang prima untuk mengikuti alurnya.
Novel setebal 276 halaman ini mengisahkan tokoh Ashra Trivurti, gadis 14 tahun pindahan dari Bali yang bersekolah di St. Lucas Jakarta. Dari kecil ketika ia memejamkan mata maka ia mengalami penglihatan-penglihatan sesuatu yang akan terjadi.

Bukan penglihatan yang datang dan pergi, namun penglihatan ini terjadi tiap kali dia memejamkan mata, atau ketika dia berkeinginan mengetahui hal apa gerangan yang akan terjadi.
Ia jadi mengetahui apapun tanpa bertanya, ia cukup memejamkan mata untuk mengetahui nama teman-temannya, mengetahui jawaban soal-soal ulangan mendadak, mengetahui beberapa musibah yang akan terjadi, termasuk ketika ia melihat teman yang baru dikenalnya, Marya Yeshwa, yang mati bunuh diri tanpa bisa dicegahnya. Hal ini berubah ketika ia berkenalan dengan Sylma Syailendra. Selain karena tertarik dengan wajahnya yang bersinar-sinar, Ashra juga dibuat bingung karena ia tidak memiliki penglihatan apapun mengenai cowok satu ini.

Jika menebak ceritanya seputar dunia magis, atau menebak Ashra seorang cenayang, maka salah besar. More big than that. Dalam novel ini dikisahkan bahwa ada banyak Tuhan, namun hanya ada satu diantaranya yang akan menjadi Tuhan yang sempurna, yaitu sang kausa prima. Dunia hanyalah tempat Tuhan-Tuhan lari dari realitanya dan memilih tidur dan bermimpi. Dunia ini adalah mimpi-mimpi Tuhan. Sayangnya mimpi-mimpi Tuhan tersebut terlalu indah dari realitasnya sebagai Tuhan, jadilah Tuhan-Tuhan lebih senang hidup di dunia dalam mimpinya, dan terjebak hingga melupakan ketuhanannya.

Ashra adalah anak yang dilahirkan dari mimpi Bhumi dan Kala (penguasa waktu). Ia adalah Tuhan yang tidak sempurna. Ia baru menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah maya. Oleh Tuhan air hidup, yang dalam mimpi di dunia bernama Noah, Ashra diproyeksikan untuk menjadi Tuhan yang kausa prima. Hal ini dikarenakan hanya dialah yang mampu untuk menembus antara dunia mimpi dan dunia realita. Tapi Ashra harus mendahului ambisi Chhya, Tuhan Putra Fajar yang juga ingin menjadi kausa prima.

Untuk melengkapi tahapan untuk menjadi kausa prima, Ashra harus melalui 10 tahapan yaitu ia harus memakan 10 Tuhan lain. Diantara 10 Tuhan yang harus dimakannya itu termasuk Bhumi, Ibunya; Kala, Ayahnya; dan Noah, sahabatnya. Ia juga harus membunuh Sylma, orang yang dicintainya demi membuka lemari dengan lambang Shatkona di perpustakaan sekolah yang berisi cawan suci Tuhan yang berisi darah suci yang harus diminumnya untuk melengkapi 10 jalan kesempurnaan menjadi Tuhan.

Sang pengarang, Calvin Michel Sidjaja, rupanya cukup pintar meracik bumbu-bumbu fantasi, mitologi, dan religi. Pria kelahiran Makasar, 3 maret 1986 ini memang penggemar sejarah musik Eropa, studi Asia Timur dan Asia Tenggara, petroekonomi, psikologi, jungian, mitologi, dan linguistik. Dalam endoorsment di sampul belakang, Ahmad Tohari, sastrawan dan juri sayembara novel DKJ 2006 mengatakan, “membalik realitas menjadi maya, menghadirkan kausa prima baru, menidurkan tuhan adalah jalinan kreatif yang memesona dalam jukstaposisi. Calvin M. Sidjaja hadir sebagai penulis belia yang kaya akan kemampuan.”

Tidak ada komentar: