04 Januari 2012

Pembacaan Cerpen-Cerpen Karya Lan Fang

Banyak pecinta sastra di negeri ini mengaku sangat kehalangan dengan meningalnya Lan Fang. Bahkan saat digelar pembacaan cerpen-cerpen karya Lan Fang di Kampoeng Media Suara Surabaya Jl. Wonokitri Besar 40 C, Selasa (3/1/2012), sejumlah tokoh nasional dan Jawa Timur tampak hadir. Ini adalah bagian Festival Lan Fang yang digelar 3 bulan sampai puncaknya tanggal 11 Maret 2012 bersamaan ulang tahun Lan Fang. Sejumlah tokoh yang hadir dan membacakan karya-karya Lan Fang diantaranya : Saifulah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti Ketua Kadin Jatim, Indah Kurnia anggota DPR RI, Prof. Budi Darma akademisi dan sastrawan dari Unesa, Errol Jonathans Dirut Suara Surabaya Media, Sirikit Syah praktisi dan pengamat pers, Ahmad Munir Ketua PWI Jatim, Dhimam Abror mantan Ketua PWI Jatim, Leak Kustiya Pimred Jawa Pos, Johan Budhi Sava owner toko buku Toga Mas, dan Wina Bojonegoro.



Rully Anwar penggagas Festival Lan Fang mengatakan kegiatan ini dimaksud bukan untuk menyesali meninggalnya tokoh sastrawan muda itu, melainkan mensyukuri sekaligus merayakan bahwa Jawa Timur pernah punya sastrawan hebat. “Karya-karyanya sudah begitu banyak dikenal, kontribusinya pada publik begitu besar di dunia sastra. Kita ingin membagi karya-karya Lan Fang lebih luas ke publik sepeninggal beliau,” kata dia.

Lan Fang Novelis perempuan asal Surabaya meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker hati yang dideritanya beberapa bulan belakangan. Ia meninggal dalam upaya perawatan di RS Mount Elizabeth Singapura, Minggu (25/12/2011) siang.

Festival ini dibuka dengan pembacaan karya-karya Lan Fang oleh sejumlah tokoh di Hall Suara Surabaya Media dilanjutkan diantara mereka mengisi aktivitas on air di Radio Suara Surabaya. Cerpen karya Lan Fang yang dibacakan dalam acara tersebut berjudul Qiu Shui Yi, Bai She Jing, dan Malam-Malam Nina.

Lan Fang adalah tokoh penting khususnya di Surabaya. Meski kanker mendera tubuhnya, namun ibu 3 anak itu tetap produkif dan menyembunyikan rasa sakit yang dideritanya. Perginya Lan Fang membuat Surabaya kehilangan novelis beretnis Tiong Hoa tapi mampu menembus batas-batas primordial dan agama. Lan Fang dikenal memiliki semangat luar biasa untuk terus berkarya. Lan Fang juga dikenal dengan julukan "Gus Durian" atau pengikut Gus Dur sehingga tidak aneh jika dia dekat dengan sejumlah tokoh ulama Nahdlatul Ulama. Pertemuan-pertemuannya dengan kalangan ulama itu seringkali kemudian ditulis oleh Lan Fang di sejumlah koran harian di Surabaya. Tulisan-tulisan ringan perempuan kelahiran Banjarmasin, 5 Maret 1970 tersebut seringkali memberi inspirasi karena menyangkut kehidupan seorang tokoh.

 Lan Fang dikenal sebagai sastrawan yang humanis dan pluralis. Karena itu rangkaian acara Festival Lan Fang tidak hanya ingin mengenang Lan Fang dari sisi karya sastra, tapi juga kehidupan dan perjuangan Lan Fang yang selama ini telah bersentuhan dengan banyak komunitas, kelompok dan berbagai isu pluralisme serta kemanusiaan.

Tidak ada komentar: