26 Desember 2008

Membincang Palata No. 6 Anton Chekov

Palata No. 6, atau Ward No. 6, adalah salah satu dari sekian banyak cerpen panjang dari Anton Chekhov yang terkenal. Cerpen ini hampir sepanjang seratus halaman, yang dibagi-bagi menjadi 19 bagian. Cerita yang diracik Chekhov secara cermat. Chekov memang piawai menghidupkan atmosfer cerita dan dipadu padan dengan penggunaan plot yang lugas, serta watak-watak tokoh yang khas.

Simaklah bagaimana Chekhov membangun gambaran sebuah rumah sakit sebagai bagian awal cerpen Ruang Inap No. 6. Dia dengan lugas membangun atmosfer pikiran pembaca dengan deskripsi detail sisi-sisi rumah sakit. Chekhov menghabiskan seluruh detail dan kondisi di sekitarnya secara cermat dan tidak tergesa-gesa.
Di pekarangan rumahsakit berdiri paviliun yang dikitari semak burdock, jelatang, dan rami liar. Atapnya sudah karatan, cerobong asapnya setengah runtuh, anak tangga serambinya sudah lapuk ditumbuhi rumput, dan plester dindingnya tinggal sisa-sisa. Pavilun itu menghadap ke rumahsakit, membelakangi ladang, dan dari ladang ia dipisahkan oleh pagar rumahsakit warna kelabu berpaku-paku. Paku-paku yang mendongak ke langit. Pagar, dan bahkan paviliun itu sendiri membentuk pemandangan paling terkutuk, muram, khas, seperti biasa terlihat pada bangunan rumahsakit dan penjara.

Bila Anda tidak takut tersengat jelatang, marilah kita masuki jalan setapak sempit yang menuju paviliun itu, dan mari kita lihat apa yang terjadi di dalamnya. Sesudah membuka pintu pertama, kita sampai di lorong. Di sini, rapat di dinding dan dekat perapian, menumpuk onggokan sampah para pasien. Kasur-kasur, khalat compang-camping, celana panjang, kemeja bergaris-garis biru usang, sepatu rombeng—semua gombal itu tertimbun menjadi onggokan yang saling tumpang tidih dan saling sangkut, membusuk dan menyebarkan bau menyengat.

Benar-benar indera kita disuguhkan dengan pemandangan yang tidak ingin kita lihat dari sebuah rumah sakit, indera kita jadi mengendus bau busuk yang fiktif tersebut. Chekhov benar-benar membabat habis setting yang memang menjadi tema utama cerpen.

Anton Pavlovich Chekhov dikenal sebagai master cerita pendek dan drama. Merupakan inovator, karena karya-karyanya lebih menekankan atmosfer cerita dibandingkan penggunaan plot atau aksi. Ketidaktergesaannya dalam bercerita dan kemahirannya menjalin ketegangan, komedi, kesedihan, dalam balutan satire lugas yang mengekspresikan repihan-repihan kenyataan pahit sulit dicari tandingannya dalam penulisan fiksi.

Maxim Gorky pernah berkomentar bahwa “Setiap goresan cerita yang disuguhkan Chekov merupakan percikan catatan tentang harapan dan kecintaannya terhadap kehidupan”. Komentar Gorky di atas boleh jadi benar adanya. Karena memang sastra bukanlah sekadar fantasi, bukan sekedar khayalan atau produk imajinasi belaka. Sastra seperti dikatakan Richards Kuhns (1974), merupakan satu rekonstruksi dari realitas, strukturasi pengalaman, fenomenologi imajinasi atau pembelaan moralitas yang mungkin telah menghilang atau sengaja dihilangkan dari realitas. Jadi meskipun berniat melukiskan tentang kehidupan di balik awan, ia juga memiliki jejaknya di bumi.

Chekhov lahir di Taganrog, salah satu pelabuhan kecil di Laut Azov di Rusia Selatan pada 29 Januari 1860. Kakeknya adalah petani budak yang baru bisa menebus kebebasan pada tahun 1841. Ayahnya, Pavel Yegorovich, seorang pedagang kebutuhan sehari-hari, yang mempunyai kedudukan resmi sebagai Pedagang dari Gilda. Ibunya Yevgeniya, adalah seorang juru cerita yang hebat dan Chekhov diduga memperoleh bakat menulis dan bercerita darinya.

Ayah Chekhov sangat berdisiplin dan fanatik, ia menuntut semua anaknya mengabdikan diri kepada Gereja Ortodoks Timur dan bisnis keluarganya. Namun pada 1875, ayahnya bermasalah dengan utang dan terancam bangkrut. Ia terpaksa melarikan diri dari para kreditur ke Moskwa, yang disusul anggota keluarganya yang lain.

Praktis Chekhov remaja hidup sendiri semasa sekolah menengah (gimnasium) hingga lulus dan mendapat kartu tanda dewasa. Chekhov akhirnya melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Moskwa, selama lima tahun untuk mendapat gelar tabib, dan menekuni karir dokter uyezd (daerah setingkat kabupaten).

Selama beberapa tahun keluarganya hidup dalam kemiskinan. Berdasarkan kenyataan itu Chekov pernah berkata, "Tidak ada masa kanak-kanak dalam masa kanak-kanak saya." Untuk mendukung keluarganya, ketika mahasiswa, Chekhov mulai mengarang cerita-cerita pendek, sketsa humor dari kehidupan Rusia masa itu. Ia mengirim tulisan-tulisan pendek untuk majalah-majalah humor guna membantu kehidupan keluarga.

Lama-kelamaan Chekov mulai tertarik pada dunia sastra. Baginya seorang sastrawan harus mengambil bagian dalam kehidupan masyarakat, terutama yang marginal. Untuk itulah dia menyusun temuannya dalam bentuk buku, Ostrov Sakhalin (Pulau Sakhalin) yang berisi susunan kartu data 10.000 para buangan dan pekerja paksa di pulau Sakhalin ciptaan Tsar Rusia pada 1890.

Kegiatannya yang padat sebagai pengabdi masyarakat dan pengarang menguras tenaganya, hingga ia jatuh sakit. Mengetahui kondisinya yang invalid karena terjangkit TBC, Chekhov membangun dan pindah ke rumah peristirahatannya di Yalta, Semenanjung Krim. Tetapi, di masa inilah dia menciptakan drama-drama yang kemudian melejitkan namanya lebih daripada cerpen-cerpen maupun novel-novelnya seperti Dyadya Vanya (Paman Vanya), Tri Sestri (Tiga Bersaudara), dan Veshnyovii Sad (Kebun Ceri). Pada 2 Juli 1904, ia meninggal di Badenweiler, tempat peristirahatan kesehatan Jerman di Black Forest. Usia yang cukup singkat bagi seorang maestro.

Periode kepengarangan Chekov dibagi menjadi tiga, 1880-an, 1890-an, dan 1900-an. Tulisan awalnya berupa ejekan-ejekan yang menertawakan tetek bengek kehidupan sehari-hari, yang dimuat di majalah humor populer, seperti Oskolki (pecahan-pecahan) dan Strekoza (capung).

Cerpen-cerpennya masa itu banyak mengkritik kesenjangan sosial antara tuan tanah dan buruh, sistem negara birokrasi yang sarat korupsi dan praktik penjilatan. Pada periode ini dia menggunakan nama samaran, seperti Anton Chekhonte, Manusia Tanpa Limpa, saudaranya Saudara Saya, Uliss, dll.

Pada 1886 terbitlah kumpulan cerpen Pyostriye Rasskazi (kumpulan pusparagam) yang menjadi simpulan proses kreatifnya selama lima tahun. Namun dengan tegas dia menyatakan tidak menyukai karya-karyanya yang telah terbit tersebut yang dianggapnya gado-gado sampah. Chekov lalu mencoba menulis dengan lebih serius, lebih menyerap apa yang hakiki dalam masyarakat. Hal ini menyebabkannya hanya bisa menulis sepuluh cerita selama 1888, bandingakan dengan seratus cerita selama 1886-1887.

Baru pada periode 1890-an Chekhov menjadi penulis matang yang karya-karyanya dikenal luas seperti Palata No. 6 (Ruang Inap No. 6), Chelovyek v futlyare (Manusia dalam Kotak), Dama s sobachkoi (Wanita dengan Anjing), dan Skuchnaya istoriya (Riwayat yang Membosankan).

Palata No. 6 menceritakan seorang dokter, Andrei Yefimich, yang baru ditempatkan di sebuah rumah sakit di daerah setingkat kabupaten. Di rumah sakit itu terdapat sebuah tempat bernama Palata No. 6 yang berisi lima orang pasien tidak waras. Salah satu pasien tersebut adalah Ivan Dmitrich yang pada bagian awal dikisahkan muasal gilanya hingga harus dijerumuskan ke ruang inap no. 6.

Andrey Yefimich adalah dokter yang cerdas, dia menggemari filsafat-filsafat kehidupan. Namun sayangnya dia tidak dapat bersikap tegas, cenderung mengalah dan takut. Sebagai orang yang paling berkuasa di sana dia harusnya mengubah segalanya bukan malah abai dan membiarkan kekacaubalauan terjadi di rumah sakit. Dia berhati-hati dan tidak ingin orang mendapat persepsi yang salah terhadap dirinya. Dia tahu segala kekurangan rumah sakit, dia tahu apa yang harus dibenahi, tapi dia tidak berdaya.

Lamat laut kehidupannya menjadi monoton, dia menjadi muak pada orang-orang hanya berobat dan pergi, tanpa berpikir meningkatkan taraf kesehatannya. Di kota ini, tampaknya tidak ada lagi orang yang mengenal intelektualnya. Kesal pada situasi yang dihadapinya, dia menjadi putus asa dan berhenti berpikir untuk mengubah segalanya. Dan mulailah si dokter enggan datang ke rumah sakit.
Di rumah dia berbincang dengan teman ngobrolnya, seorang mantan tuan tanah yang kaya bertugas di kavaleri, namun kemudian bangkrut, lalu masuk jawatan pos. Andrey Yefimich menyukainya karena keterpelajarannya.

Suatu ketika tanpa sengaja Andrey Yefimich terlibat percakapan serius dengan si gila Ivan Dmitrich mengenai persoalan filsafat. Ivan Dmitrich yang pada masa lalunya sebelum gila adalah seorang intelektual mencerca pemikiranya dengan lugas. Sedikit terbetik di pikirannya bahwa dia memiliki pembicaraan yang mengasyikkan dengan Ivan Dmitrich, hingga kemudian keduanya sering bercakap-cakap.

Sayangnya pembicaraan mereka berdua terdengar oleh Khobotov, asisten dokter. Karena ketidaklaziman tersebut orang-orang mulai mencap Andrey Yefimich kurang waras. Dan dunia memang terbalik, Andrey Yefimich pun kemudian yang malah menghuni Ruang Inap No. 6.

Begitulah, Chekov memang selalu membidik wacana keseharian yang hampir tak pernah digubris, kesederhanaan, kebersahajaan, kemanusiaan, dan tentang orang-orang kecil yang sangat jauh dari heroisme.

Karakter-karakter tersebut lalu dimatangkan oleh ketidaktergesaannya dalam mengurai cerita. Kemahirannya menjalin atmosfer ketegangan yang berbaur dengan komedi, kesedihan, dan lugas menyindir dalam mengekspresikan kenyataan pahit adalah sisi-sisi dari Palata No. 6. Anton Chekhov yang sulit dicari tandingannya.

Tidak ada komentar: