08 Desember 2008

The Old Man and the Sea

The Old Man and the Sea adalah sebuah novel yang tidak terlalu panjang karya Ernest Hemingway. Ditulis di Kuba tahun 1951 dan terbit tahun 1952. Novel ini adalah karya besar terakhir yang dibuat oleh Hemingway semasa hidup. Novel yang harus dicatat dalam sejarah penulisan fiksi abad dua puluh.

Ernest Hemingway dilahirkan pada 21 Juli 1899 di Oak Park, Illinois, sebuah sub urban dari Chicago. Hemingway adalah anak laki-laki pertama dan anak kedua dari enam anak yang dilahirkan dalam keluarga Clarence Edmonds dan Grace Hall Hemingway.
Keluarga Hemingway tinggal di sebuah rumah bergaya Victoria dengan enam kamar tidur, yang dibangun oleh nenek Ernest dari pihak ibunya yang telah menjanda, Ernest Hall, seorang imigran Inggris dan veteran Perang Saudara yang tinggal bersama keluarga itu. Nama Hemingway diberikan mengikuti nama neneknya.

Hemingway belajar di SMA Oak Park dan River Forest dan di sana ia berhasil baik dalam bidang akademis maupun atletik. Hemingway bertinju dan bermain rugby, serta memperlihatkan bakat yang luar biasa dalam pelajaran sastra Ingris. Pengalaman menulisnya yang pertama tampak dalam Trapeze dan Tabula, surat kabar dan majalah sastra sekolah.

Setelah SMA Hemingway tidak melanjutkan ke sekolah tinggi. Sebaliknya, pada usia 17 tahun ia memulai karier penulisannya sebagai seorang reporter muda untuk The Kansas City Star (1917). Meskipun hanya selama enam bulan, sepanjang hidupnya ia menggunakan pedoman dari gaya penulisan Star' sebagai dasar untuk gaya penulisannya: "Gunakan kalimat-kalimat pendek. Gunakan alinea pertama yang singkat. Gunakan bahasa Inggris yang hidup. Bersikaplah positif, jangan negatif."

The Old Man and the Sea merupakan kisah duel antara seorang nelayan tua berpengalaman dan ikan marlin raksasa yang merupakan tangkapan terbesarmnya selama hidup. Novel dalam 26.500 kata secara keseluruhan ini pertama kali nampak sebagai bagian dari edisi Life Magazine tanggal 1 September 1952. Novel ini di buka dengan penjelasan tentang seorang nelayan bernama Santiago, dalam keseluruhan cerita lebih banyak disebut sebagai Pak Tua, yang telah 84 hari pergi melaut tanpa mendapat hasil tangkapan secuilpun.

Nyatanya ia memang sedang sangat tidak beruntung, dan ini menyebabkan seorang bocah teman melautnya, Manolin, dilarang orangtuanya untuk melaut dengan Pak Tua dan diperintahkan melaut dengan nelayan yang lebih sukses. Namun dengan dedikasinya pada Pak Tua, bagaimanapun bocah itu tetap mengunjungi gubuk Santiago tiap malam, menggali kembali kemampuan memancingnya, memberinya makan, dan mendiskusikan bintang baseball Amerika idolanya, Joe DiMaggio. Santiago lalu berkata pada Manolin keesokan hari, dia akan memulai penjelajahan lebih jauh ke tengah teluk untuk memancing, yakin bahwa ketidakberuntungannya akan pecah.

Pada hari ke-85, Santiago bersiap-siap sendiri, membawa perahunya jauh ke tengah teluk. Dia mengatur sendiri garis pelayarannya dan di tengah hari pada hari pertama seekor ikan besar yang ia yakin sebagai ikan marlin memakan umpannya. ia mengalami kesulitan menarik ikan marlin raksasa tersebut. Dua hari dua malam dilewatinya meski terluka dan kesakitan karena perjuangannya mempertahankan tangkapannya.

Di hari ketiga duel, ikan itu mulai bergerak memutari perahu, menandakan ia telah kelelahan melawan Pak Tua. Santiago, yang telah telanjang bulat dan hampir tidak sadarkan diri menggunakan segenap kekuatannya yang tersisa untuk menarik ikan tersebut sedekat mungkit dan menusuknya dengan tombak, berakhirlah duel lama antara Pak Tua dan Ikan yang kuat tersebut.

Santiago mengikat ikan marlin itu ke perahunya dan mengarahkan perahu pulang, memikirkan seberapa besar harga ikian tersebut ketika ia membawanya ke pasar, dan berpikir banyaknya orang yang dapat dikenyangkan oleh ikan ini. Bagaimanapun, Pak Tua itu memastikan, karena besarnya martabat ikan tersebut di matanya, tidak akan ada orang yang berharga untuk memakan ikan marlin tersebut.

Ketika Santiago meneruskan perjalanan untuk kembali ke pantai, ikan-ikan hiu mengendus jejak-jejak darah yang ditinggalkan ikan marlin di air. Yang pertama, seekor hiu besar mako. Santiago mampu membunuhnya dengan tombak, ia kehilangan senjatanya tersebut dalam proses. Dia membuat sebuah tombak baru dengan mengikatkan pisau ke ujung dayung untuk membantunya menangkis barisan hiu berikutnya. Total lima ekor hiu berhasil dibunuhnya dan banyak yang lain kabur. Tapi malamnya, hiu-hiu tersebut menyantap habis tubuh ikan marlin dan menyisakan hanya ekornya. Pak Tua menyesali tindakannya yang telah mengorbankan marlin. Akhirnya ia dapat kembali ke pantai sebelum fajar menyingsing, dia berjuang untuk dalam perjalanan menuju ke gubuknya, membawa tiang kapalnya yang berat. sampai di rumah, dia tersuruk di ranjang dan tidur nyenyak karena kelelahan.

Acuh terhadap perjalanan Pak Tua, sekelompok nelayan berkumpul keesokan pagi disekitar perahu dimana masih terdapat rangka ikan. Turis disekitar tempat itu salah menyangkanya sebagai hiu. Manolin khawatir akan usaha Pak Tua, ia menangis ketika menemukannya selamat dalam tidurnya. Bocah itu lalu membawakannya koran dan kopi. Ketika Pak Tua terbangun, dia berjanji untuk ikut memancing bersama sekali lagi. Ketika Pak Tua itu jatuh tertidur lagi, ia memimpikan singa-singa di pantai Afrika.

The Old Man and the Sea menggondol beberapa penghargaan untuk Hemingway, termasuk penghargaan Pulitzer Prize kategori fiksi dan the Award of Merit Medal untuk kategori novel dari the American Academy of Letters tahun 1953. Yang paling berharga tentunya adalah penghargaan Nobel Sastra tahun 1954, dengan catatan "for his mastery of the art of narrative, most recently demonstrated in The Old Man and the Sea, and for the influence that he has exerted on contemporary style."

Tidak ada komentar: