Jose Rizal adalah seorang pahlawan nasional Filipina. Nama lengkapnya adalah Jose Jose Protacio Mercado Rizal y Alonzo Realonda. Ia lahir pada tanggal 19 Juni 1861 sebagai anak ketujuh dari sebelas bersaudara, putra pasangan Francisco Mercado Rizal dan Teodora Alonzo Realonda. Ia dikenal dunia karena dua novelnya yang menggambarkan kekejaman dan ketidak adilan Spanyol dalam memperlakukan rakyat Filipina, serta pertempuran berdarah untuk merebut kemerdekaan Filipina.
Novel itulah yang diaanggap memicu kematian Jose Rizal pada tanggal 30
Desember 1896. Karya pertamanya berjudul "Noli Me Tangere" yang secara
analitis bermakna "Perjuangan dari Hati" membuat rakyat Filipina untuk
pertama kalinya menyadari betapa tidak adilnya perlakuan bangsa Spanyol.
Novel keduanya berjudul "el Filibusterismo" adalah lanjutan novel pertamanya, bermakna "Perjuangan dengan akal" dan bertema politis. Pada saat itu, Jose Rizal belum sepenuhnya mengabdikan diri untuk menentang Spanyol dan Gereja katolik. Ia hanya menentang para pmerintah dan petinggi gereja yang sangat sewenang-wenang.
Ia sempat mendaftar kuliah pada tanggal 3 November 1883 dan meraih gelar Doktor di bidang Obat-Obatan pada tanggal 21 Juni 1884, serta gelar di bidang Filsafat di Universitas Madrid, Spanyol, tanggal 29 Juni 1885. Setelah lulus, ia memutuskan untuk mengambil spesialis Ophtamology (kedokteran mata) di Eropa. Saat itulah ia menulis novelnya, dan diterbitkan pertama kali di Filipina pada tanggal 29 Maret 1887. Ia kembali ke Filipina pada tanggal 6 Agustus 1887. Setelah berkutat dengan masalah-masalah agraris yang dihadapi penduduk di kampung halaman serta mengobati kebutaan ibunya, ia terpaksa meninggalkan Filipina pada taggal 3 Februari 1888 karena keamanan keluarganya terancam oleh oknum-oknum yang merasa dirugikan oleh novelnya.
Tak lama berselang, novel keduanya terbit. Efek yang ditimbulkan hampir sama dengan novel pertamanya, yaitu membangkitkan semangat rakyat filipina untuk melawan penjajahan. Jose Rizal sempat mendirikan Liga Filipina tanggal 3 Juli 1892, namun akhirnya ditahan oleh pemerintah di Dapitan, Mindanao Utara. Di tempat inilah ia meikahi Bracken, seorang gadis Irlandia. Setelah empat tahun, Jose Rizal bebas, dan kembali melakukan berbagai usaha untuk memperjuangkan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Saat hendak bertolak ke Kuba untuk memerangi penyakit kuning, ia ditangkap dan dikembalikan ke Filipina, kemudian dipenjarakan di Fort Bonifacio, Manila pada tanggal 3 November 1896. Ia dinyatakan bersalah, dan dihukum tembak dengan persetujuan Gubernur Camilo G. de Polavieja pada tanggal 30 Desember 1896 di Bagumbayan. Jose Rizal tak perah merasa takut menghadapi eksekusinya karenaia merasa bahagia bisa mati demi negara. Kecintaannya pada Filipina yang begitu besar diapresiasi oeh kelompok yang menamakan dirinya Rizalis lewat sebuah puisi berjudul "Mi Ultimo Adios".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar